Usaha kuliner saya ini dari awal saya pasarkan lewat media internet. Awalnya jujur gak pesimis apakah metode saya ini bisa menembus pasar atau tidak, secara menurut theory pemasaran, untuk pemasaran kuliner lebih efektif dipasarkan melalui getok tular, pemberian sampel, sebarin brosur, ikut bazaar or pameran dan sejenisnya . Sifatnya harus betul betul mencoba tester masakan.
Tapi karena keterbatasan waktu (selain aktifitas jalanin usaha kuliner, saya sampai saat ini masih "nguli" di salah satu perusahaan multinasional di Jakarta), keterbatasan dana (sampai detik ini brosur yg betul betul representatif belum saya cetak, padahal brosurnya desainnya okeeee bangetttt), keterbatasan niat untuk promosi lebih banyak dsb dsb, mengakibatkan saya tidak menjalankan fungsi promosi secara langsung. Padahal promosi itu amat sangat penting untuk membantu bisnis kuliner tsb.
Untuk promosi di internet pun perlu strategi khusus, kl gak salah ada teknik khusus supaya rating kita didunia maya bisa terdongkrak. Sayangnya saya sangat awam untuk hal ini, jadi yg bisa saya lakukan hanyalah memposting apa yg pernah dipesan oleh pelanggan , kadang saya kasih review, kadang kl tidak sempat sampai gak difoto pun. Untuk lay out pun saya tidak khusus me "make over", masih standar dan kurang terorganisir dg baik. Pernah minta penawaran ke beberapa jasa web desainer. Tapi sekali lagi saya merasa harganya kurang oke buat saya ditambah lagi kurang waktu untuk diskus lebih banyak sama desainer. Dan saya pun hanya punya 2 account di dunia maya, Blogspot dan Multiply. Face book , Friendster or twitter belum punya sama sekali. Pernah bikin akun di facebook. Tp sejak saya bikin akun sampe saat ini belum pernah saya buka lagi.
Tetapi alhamdulillah, dengan makin menjamurnya media internet ini sedikit banyak saya terbantu sekali. 1 tahun yang lalu saya pesimis...apa iya ada orang yang nyari tumpeng via internet. Apa iya mereka percaya bahwa rasa tumpengnya pasti enak dan tidak mengecewakan. Padahal boro boro kenal sama pembuat tumpeng, tahu namanya saja tidak apalagi pernah mencoba masakannya. Gambling betul betul gambling.
Sampai detik ini , saya masih belum percaya kalo ada yg memesan tumpeng via online. Cukup angkat telp or sms or ym , transfer uang muka dan nunggu tumpeng diantar. Unbelieveble. Sungguh saya tersanjung bagi customer yang pernah memesan tumpeng di Kedaikita, terimakasih telah mempercayakan kepada kami meskipun belum pernah sekalipun mencicipi tumpeng saya. Alhamdulillah beberapa diantaranya sudah sampai repeat order beberapa kali.
Ucapan terimakasih saya ucapkan untuk Our Valued Customer
1. Claudia Kaunang sang penulis buku yang tinggal di Singapur tapi sering banget kirim tumpeng untuk di Mega Kuningan dan juga untuk saudaranya di Danau Bogor Raya , Bogor,
2. Dr. dewi (beliau adalah istri dari Dr Dharma - ahli orthodentist yang terkenal di bilangan Siaga Raya Pasar Minggu) yang setiap ada ceremony apapun pesen tumpeng di saya - hatur nuhun dr. dewi,
3. Mbak Susi di Villa Pertiwi Cilebut Bogor sehingga temen temen sekompleknya jadi pada pesen di saya, 4. Temen temen di Indosat : mbak indah , Yanti Indosat yang selalu pesan untuk di Wisma Indosat Bukit Pelangi
5. Mbak Nunuk di Villa Bogor Indah, tetangga beda 2 rumah dari saya yang demen banget pesen nasi box di kedaikita bahkan untuk lebaran pun beliau sudah booking
6. Mbak Nina di Bukit Cimanggu Villa, yang kalo ngumpul ngumpul sama keluarga besar, pesennya Tumpeng.
7. Ernist di MM IPB sehingga setiap ada seminar sidang dia memprovokasi temene temennya suapya pesen nasi box nasi kuning di kedaikita
8. Bu Yoyok di Bukit Cimanggu Vila yang ketagihan Soto mie Kedaikita, tiap 2 bulan ada aja acara yang dia buat supaya bisa mesen soto mienya Kedaikita,
9. Bu lili yang berkali kali memesan masakan Kedaikita untuk dikirim ke Pesona Kayangan Depok, dan penasaran dengan rasa tumpengnya , karena hanya selalu mendapat cerita kelezatan tumpeng kedaikita tanpa sempat ngicipin.
10. Mbak Isti Conoco Phillips, selain selalu pesen buat dirumah juga mereferensikan saya untuk provide nasi Box untuk di kantornya.
11. Ibu Junilham Sitorus di Perum Pomad Bogor
12. Mbak Lia Malonda - yang kangen sama masakan Kedaikita.
13. Ah ya satu lagi ..Jeng Ririn yang imut dan cantik yg tinggal di Telaga Golf Depok
Dan masih banyak lagi yang gak bisa kami sebutkan satu persatu.